Minggu, 08 Mei 2016

Berawal Dari UFO


Profil Singkat Profesor Thomas Djamaluddin
 

Thomas Djamaluddin [Sumber : Liputan 6]
Dalam setiap momen Ramadhan dan Idul Fitri, nama Profesor Thomas Djamaluddin sering muncul di media. Beberapa tahun terakhir ini memang Thomas memberikan penjelasan ilmiah pada sidang istbat (penetapan) awal Ramadhan dan awal Syawal. Sebagai salah satu tokoh astronomi dari Indonesia, ada baiknya kita berkenalan dengan Thomas.

Ketertarikan Thomas pada astronomi bermula dari ketertarikannya pada Unindentified Flying Objects (UFO) sejak sekolah menengah. Rasa penasaran Thomas akan benda-benda asing di luar angkasa itu dikejarnya melalui sains serta menyelaraskannya dengan agama yang dianutnya, Islam. Thomas tertantang untuk mengetahui kehidupan lain di luar Bumi yang pada tahun 1970-an hingga 1980-an awal sedang marak cerita tentang Unidentified Flying Object atau UFO. Saat kelas satu SMA dirinya banyak membaca buku tentang UFO dan akhirnya menulis artikel, “UFO: Bagaimana Menurut Agama?” yang terbit dalam majalah “Scientiae” pada 1979. Gelar profesor riset Thomas sendiri diraih dari LIPI pada Desember 2010.

Tidak puas dengan karya perdananya itu, pria kelahiran Purwokerto, 23 Januari 1962 ini semakin tergugah untuk mendalami astronomi. Berbagai buku dibacanya tetapi tidak cukup memuaskan dahaga keingintahuannya. Sedikit demi sedikit dirinya mengenal astronomi saat kuliah di Astronomi ITB. Saat itu dia masuk tanpa tes dalam seleksi Proyek Perintis II.

Tak cuma melulu kuliah dan belajar, Thomas, juga bergiat di kerohanian Islam di Masjid Salman ITB dan menjadi mentor di masjid itu selama 13 semester. Mendalami ilmu pengetahuan astronomi di bangku kuliah dan agama di luar jam kuliah, Thomas menemukan bahwa dalam Islam ternyata prinsip-prinsip astronomi juga dipakai. Seperti gerhana matahari dan bulan, penentuan waktu salat, penentuan arah kiblat, dsb dst.

Pria yang mendalami astronomi hingga meraih gelar doktor di Department of Astronomy, Kyoto University, Jepang dengan beasiswa Monbusho ini menjadikan sains dan Islam sebagai bagian dirinya.

Buah pengetahuannya itu dibagikan kepada publik dengan menuliskan artikel bertema astronomi di koran-koran nasional. Ratusan artikel ditulisnya sejak tahun 1983 hingga sekarang. Thomas juga selalu melayani bila masyarakat bertanya mengenai fenomena-fenomena luar angkasa yang sedang dan akan terjadi. Thomas juga menyatakan bahwa bagi seorang ilmuwan, penghargaan itu nomor dua. Yang utama adalah kepuasan mendapat jawaban atas pertanyaan.

Menurutnya semua orang di Indonesia dapat menjadi ilmuwan di segala bidang. Keterbatasan fasilitas bukanlah halangan untuk mendapat ilmu.

Pesan Thomas, "Yang penting itu kemauan, ilmuwan sejati dapat berkarya di manapun dalam kondisi apapun. Oleh karenanya jangan hanya puas dengan pendidikan di sekolah, cari ilmu di manapun.”

Thomas juga aktif dalam jejaring sosial Facebook dengan nama akun Thomas Djamaluddin.

Penulis : Zeed Hamdy Rukman 
Editor   : Aufa Hilman Furqon 

Share:
Diberdayakan oleh Blogger.